GERLACH AND ELY INSTRUCTIONAL DESIGN
Farhan Prakoso (2014820236)
Fakultas Ilmu Pendidikan (PGSD), Universitas Muhammadiyah Jakarta
Email : Farhanosokarp@gmail.com
Abstract : Education is important in life, because with education, life on earth would be more intelligent, nowadays a lot of things that make education more interesting, one of which is to make a wide variety of learning design, and instructional models to aim, enables teachers to deliver and the success of the purpose of education itself. Gerlach and Ely answered the challenge of it all, because with an instructional models developed, learning more interesting and effective
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Model pembelajaran merupakan suatu rancangan untuk menjembatani suatu pembelajaran agar tujuan pendidikan bisa dicapai dengan apa yang diharapkan dan didambakan. setiap model-model pembelajaran yang diciptakan dan dikembangkan oleh para ahli dan pakar terkait pendidikan, beraneka jenis, spesifikasi, dan dari berbagai macam model tersebut tentu akan mempengaruhi perkembangan dunia pendidikan anak sekolah dasar. Beberapa desain model pembelajaran yang digunakan para guru, adalah model pembelajaran Gerlach dan Ely. model ini sering digunakan dan diaplikasikan untuk semua jenjang pendidikan termasuk untuk jenjang tingkat perguruan tinggi. Mengapa demikian, karena di dalamnya terdapat sebuah rumusan penentuan strategi yang cara penyampaiannya disesuaikan oleh siswa dalam menyerap materi. Tetapi sepenuhnya tergantung pada diri si guru/pendidik. gunakanlah sebuah model pembelajaran yang sesuai dengan diri anda khusunya para guru dan sesuaikan pula dengan tingkat kebutuhan siswa dan beragam karakter yang harus disesuikan lalu beban beban yang harus dipertimbangkan guna menghadapinya, karena setiap satuan tugas sekolah yang satu dengan sekolah yang lain berbeda tingkat kebutuhannya. model pembelajaran yang berhasil adalah model pembelajaran yang dapat membawa siswa ke arah situasi belajar yang baik. sehingga siswa dapat menelaah dan memahami dengan benar setiap proses belajarnya. Dengan demikian, diharapkan perkembangan belajar anak di sekolah dasar dapat dengan normal berkembang pesat tanpa adanya kendala. Artikel ini dibuat untuk memberikan betapa pentingnya sebuah desain pembelajaran dan memberikan pemahaman tentang salah satu model pembelajaran yang ada yaitu model Gerlach dan Ely yang mudah mudahan dapat membantu para guru guna menghantarkan pembelajaran kepada tujuan pembelajaran itu sendiri, karna sebuah pembelajaran akan terasa hambar jika tidak diselingi kreatifitas guru dalam mengaplikasikan sebuah model pembelajaran agar tujuan pebelajaran dapat berlangsung menyenangkan efektif dan efisien lalu dengan dibuatnya artikel ini diharapkan para pembaca tidak hanya mengetahui, tetapi juga terus mengembangkan isi dari model ini.
PEMBAHASAN
A. Model Pengembangan Gerlach dan Ely
Model pembelajaran Gerlach dan Ely merupakan suatu metode perencanaan pengajaran yang sistematis. Model ini menjadi suatu garis pedoman atau suatu peta perjalanan pembelajaran karena dalam model ini diperlihatkan keseluruhan proses belajar mengajar yang baik, sekalipun tidak menggambarkan secara rinci setiap komponennya. Dalam model ini juga diperlihatkan hubungan antara elemen yang satu dengan yang lainnya serta menyajikan suatu pola urutan yang dapat dikembangkan dalam suatu rencana untuk mengajar.
Model yang dikembangkan oleh Gerlach dan Ely (1971) dimaksudkan sebagai pedoman perencanaan mengajar. Pengembangan sistem instruksional menurut model ini melibatkan sepuluh unsur seperti terlihat dalam flow chart di halaman berikut.
Unsur-unsur dalam desain instruksional yang dikembangkan oleh Gerlach dan Ely
1) Merumuskan tujuan pembelajaran (specification of object)
Tujuan instruksional harus dirumuskan dalam kemampuan apa yang harus dimiliki pada tingkat jenjang belajar tertentu. Tujuan pembelajaran harus bersifat jelas (tidak abstrak dan tidak terlalu luas) dan operasional agar mudah diukur dan dinilai.
2) Menentukan isi materi (specification of content)
Bahan atau materi pada dasarnya adalah isi dari kurikulum yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi, topic/sub topic dan rinciannya. Isi materi berbeda-beda menurut bidang studi, sekolah, tingkatan dan kelasnya, namun isi materi harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapainya. Pemilihan materi haruslah spesifik agar lebih mudah membatasi ruang lingkupnya dan dapat lebih jelas dan mudah dibandingkan dan dipisahkan dengan kelompok lainnya.
3) Menurut kemampuan awal/penilaian kemampuan awal siswa (Assesment of Entering behaviors)
Kemampuan awal siswa ditentukan dengan memberikan tes awal. Pengetahuan tentang kemampuan awal siswa ini penting bagi pengajar agar dapat memberikan dosis pelajaran yang tepat; tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Pengetahuan tentang kemampuan awal juga berguna untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan, misalnya apakah perlu persiapan remedial.
4) Menentukan teknik dan strategi (Determination of strategy)
Menurut Gerlach dan Ely, strategi merupakan pendekatan yang dipakai pengajar dalam memanipulasi informasi, memilih sumber-sumber, dan menentukan tugas/peranan siswa dalam kegiatan belajar-mengajar. Dengan perkataan lain, pada tahap ini pengajar harus menentukan cara untuk dapat mencapai tujuan instruksional dengan sebaik-baiknya. Dua bentuk umum tentang pendekatan ini adalah berntuk eksopose (espository) yang lazim dipergunakan dalam kuliah-kuliah tradisional, biasanya lebih bersifat komunikasi satu arah, dan bentuk penggalian (inquiry) yang lebih mengutamakan partisipasi siswa dalam proses belajar-mengajar. Dalam pengertian instruksional yang sempit, metode ini merupakan rencana yang sistematis untuk menyajikan pesan atau informasi instruksional.
5) Pengelompokan belajar (Organization of groups)
Setelah menentukan pendekatan dan metode, pengajar harus mulai merencanakan bagaimana kelompok belajar akan diatur. Pendekatan yang menghendaki kegiatan belajar secara mandiri dan bebas (independent study) memerlukan pengorganisasian yang berbeda dengan pendekatan yang memerlukan banyak diskusi dan partisipasi aktif siswa dalam ruang yang kecil, atau untuk mendengarkan ceramah dalam ruang yang luas.
6) Menentukan pembagian waktu (Allocation of times)
Pemilihan strategi dan teknik untuk ukuran kelompok yang berbeda-beda tersebut mau tidak mau akan memaksa pengajar memikirkan penggunaan waktunya, yaitu apakah sebagian besar waktunya harus dialokasikan untuk presentasi atau pemberian informasi, untuk pekerjaan laboratorium secara individual, atau untuk diskusi. Mungkin keterbatasan ruangan akan menuntut pengaturan yang berbeda pula karena harus dipecah ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.
7) Menentukan ruang (Allocation of space)
Sesuai dengan tiga alternative pengelompokan belajar seperti pada no.5, alokasi ruang ditentukan dengan menjawab apakah tujuan belajar dapat dipakai secara lebih efektif dengan belajar secara mandiri dan bebas, berinteraksi antarsiswa, atau mendegarkan penjelasan dan bertatap muka dengan pengajar.
8) Memilih media instruksional yang sesuai (Allocation of Resources)
Pemilihan media ditentukan menurut tanggapan siswa yang disepakati. Jadi tidak sekadar yang dapat memberikan stimulus rangsangan belajar. Gerlach dan Ely mambagi media sebagai sumber belajar ini ke dalam lima katergori, yaitu: (a) manusia dan benda nyata, (b) media visual proyeksi, (c) media audio, (d) media cetak, dna (e) media display.
9) Mengevaluasi hasil belajar (evaluation of performance)
Kegiatan belajar adalah interaksi antara pengajar dan siswa, interaksi antara siswa dan media instruksional. Hakiakat belajar adalah perubahan tingkah laku belajar pada akhir kegiatan instruksional. Semua usaha kegiatan pengembangan instruksional di atas dapat dikatakan berhasil atau tidak setelah tingkah laku akhir belajar tersebut dievaluasi. Instrumen evaluasi dikembangkan atas dasar rumusan tujuan dan harus dapat mengukur keberhasilan secara benar dan objektif. Oleh sebab itu, tujuan instruksional harus dirumuskan dalam tingkah laku belajar siswa yang terukur dan dapat diamati.
Gerlach dan Ely membagi media sebagai sumber belajar menjadi 5 kategori:
a. Manusia dan benda nyata
b. Media visual proyeksi
c. Media audio
d. Media cetak
e. Media display
10) Menganalisis umpan balik (analisys of feedback)
Analisis umpan balik merupakan tahap terakhir dari pengembangan sistem instruksional ini. Data umpan balik yang diperoleh dari evaluasi, tes, observasi, maupun tanggapan-tanggapan tentang usaha-usaha instruksional ini menentukan, apakah sistem, metode, maupun media yang dipakai dalam kegiatan instruksional tersebut sudah sesuai untuk tujuan yang ingin dicapai atau masih perlu disempurnakan.
Model pembelajaran Gerlach dan Ely (1971) merupakan suatu metode perencanaan pengajaran yang sistematis. Model ini menjadi suatu garis pedoman atau suatu peta perjalanan pembelajaran karena dalam model ini diperlihatkan keseluruhan proses belajar mengajar yang baik, sekalipun tidak menggambarkan secara rinci setiap komponennya. Dalam model ini juga diperlihatkan hubungan antara elemen yang satu dengan yang lainnya serta menyajikan suatu pola urutan yang dapat dikembangkan dalam suatu rencana untuk mengajar.
Gerlach dan Ely mengatakan bahwa melalui tes Enteryng Behaviors (kemampuan awal) siswa, guru akan mengetahui apa yang dibawa atau yang telah diketahui oleh siswa terhadap sesuatu pelajaran pada saat (pelajaran) dimulai. Para perancang pembelajaran atau guru dalam mengembangkan satuan pelajaranya dia harus mengetahui; siapa kelompok, populasi, atau sasaran kegiatan pembelajaran tersebut? Perlunya guru atau perancang pembelajaran mengetahui kemampuan awal ini, agar pelaksanaan pembelajaran berjalan efektif, karena pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa terdapat juga pengetahuan yang merupakan prerequisit bagi tugas belajar yang baru. Untuk mengetahui kemampuan awal sekelompok siswa atau mahasiswa perlu diadakan tes awal (pre-test). Tes awal mempunyai fungsi atau tujuan yang berharga dan penting bagi pengembangan suatu pembelajaran.
Kelebihan model pengembangan desain instruksional pembelajaran Gerlach dan Ely:
1. Sangat teliti dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran
2. Cocok digunakan untuk segala kalangan
Kekurangan model pengembangan desain instruksional pembelajaran Gerlach dan Ely:
1. Terlalu panjangnya prosedur perancangan desain pembelajaran
2. Tidak adanya tahapan pengenalan karakteristik siswa
Konsep pengembangan desain instruksional pembelajaran Gerlach dan Ely dalam pelajaran sejarah adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan tujuan pembelajaran (specification of object)
Tujuan pembelajaran sejarah disekolah sesuai dengan kurikulum, yaitu berupa pelajaran tentang pewarisan nilai luhur bangsa, semangat tanah air, nasionalisme dan lain-lain.
2) Menentukan isi materi (specification of content)
Isi materi sejarah berbeda-beda menurut tingkatan dan kelasnya, namun isi materi pembelajaran harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapainya. Dalam menentukan isi materi sejarah harus diperhatikan batasan dan ruang lingkup materi karena berbeda menurut kelompok dan tingkatan kelas.
3) Menurut kemampuan awal/penilaian kemampuan awal siswa (Assesment of Entering behaviors)
Tes awal berfungsi untuk memperoleh informasi tentang kemampuan awal siswa dalam pelajaran sejarah, sebelum mendapat materi yang sudah disiapkan oleh seorang guru.
4) Menentukan teknik dan strategi (Determination of strategy)
sejarah dikaitkan dengan perencanaan ke depan dengan peristiwa masa lalu sebagai pembanding ini akan lebih menarik. Masalah yang membosankan tersebut harus dihilangkan pada mind set anak dalam belajar sejarah, “sudah setiap materinya membosankan di tambah lagi cara mengajar guru juga sangat membosankan. Dalam mengajar sejarah itu guru menggunakan metode yang aktif, kreatif dan inovatif (active learning). Artinya guru tidak menggunakan metode yang tepat untuk setiap materi, jangan disamaratakan setiap materi menggunakan metode yang sama dan siswa diajak untuk melakukan kegiatan itu, siswa jangan hanya mendengarkan cerita guru, hal itu akan membosankan peserta didik, apalagi jika penampilan guru tidak menarik maka lengkaplah sudah bahwa mata pelajaran sejarah sangat membosankan, sehingga dengan desain ini diharapkan guru dapat membuat siswa tertarik terhadap pelajaran sejarah.
5) Pengelompokan belajar (Organization of groups)
Membentuk kelompok belajar yang menemukan sendiri sesuai dengan pengalaman masing-masing sesuai dengan tugas materi yang ditetapkan kepada siswa dalam pelajaran sejarah.
6) Menentukan pembagian waktu (Allocation of times)
Alokasi waktu harus ditentukan agar sebagian besar waktunya dapat dialokasikan untuk presentasi atau pemberian informasi, untuk pekerjaan observasi di musium secara individual, atau untuk diskusi dalam kelompok tentang materi pelajaran sejarah.
7) Menentukan ruang (Allocation of space)
Dalam pembelajaran sejarah harus diberikan ruang agar dalam proses pembelajaran siswa dapat berinteraksi dengan siswa lain dan juga dengan guru.
8) Memilih media instruksional yang sesuai (Allocation of Resources)
Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran sejarah adalah:
a. Audio (kaset audio, CD dan siaran radio)
b. Cetak (buku pelajaran, brosur, modul, leaflet, dan gambar)
c. Proyeksi visual diam (OHP, film bingkai/slide)
d. Audio visual gerak (film gerak bersuara, video, TV)
9) Mengevaluasi hasil belajar (evaluation of performance)
Melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa baik berupa tes objektif maupun essay yang berguna untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam belajar sejarah di sekolah.
10) Menganalisis umpan balik (analisys of feedback)
Melakukan perbaikan terhadap proses pembelajaran sejarah baik dari guru ataupun siswa/peserta didik Pendekatan pembelajaran menekankan pada gaya bagaimana menyampaikan materi yang meliputi: sifat, cakupan dan prosedur kegiatan yang memberikan pengalaman (Vermon S. Gerlach dan Donald P. Ely, 1980). Model desain instruksional yang dikembangkan Gerlach dan Ely sangat cocok dengan pelajaran sejarah, sehingga bisa dijadikan sebagai pedoman untuk membuat perencanaan pembelajaran sejarah.
Desain instruksional diatas merupakan model instruksional yang paling sesuai digunakan dalam pembelajaran sejarah, karena langkah-langkahnya sangat lengkap dan spesifik disamping itu, model juga tidak memiliki batasan tertentu sehingga dapat digunakan dari semua kalangan (umum) walaupun memiliki sejumlah kekurangan.
KESIMPULAN
Model
Gerlach dan Ely adalah suatu rumusan Strategi atau sebuah desain pembelajaran
yang menfokuskan terkaitnya suatu pola pembelajaran pada elemen pelajaran yang
disusun secara sistematis dan membuat sebuah pembelajaran semakin menyenangkan,
desain ini jangan hanya dianggap sebagai suatu bahan bacaan namun juga kita
jadikan pedoman dalam memulai sebuah aktifitas pembelajaran yang efektif dan
efisien, selain desain Gerlach dan Ely ini sangat ter struktur Desain
Pembelajaran ini juga memberikan ruang kepada siswa dalam memaknai setiap
pembelajaran yang ia dapat di sekolah dan dapat mengaplikasikan sebuah
pembelajaran yang ia dapat tidak hanya di sekolah namun juga di dalam kehidupan
nya sehari – hari.
Referensi
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196209061986011-AHMAD_MULYADIPRANA/POWER_POINT/MODEL_PEMBELAJARAN_GERLACH_%26_ELLY_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar